Senin, 05 Agustus 2019

Konsep, Teknik, dan Prosedur dalam Berkarya Tari Kreasi

A.    Konsep Karya Tari Kreasi
Ø  Karya tari adalah produk dari masyarakat, contohnya tari nelayan, tari tani, dll. Tari tersebut tercipta oleh para stimulus lingkungan sekitarnya, sehingga mendorong untuk meniru gerak-gerak alami, selanjutnya “digayakan” menjadi sebuah tari.
Ø  Proses pengolahan gerak dengan cara penggayaan memperindah (stilatif) atau merombak gerak sehingga berbeda dari gerak asalnya (disortif).
Ø  Terdapat 2 sumber penciptaan berkarya tari yaitu:
a.       Peniruan terhadap perilaku manusia
b.      Peniruan perilaku binatang yang digayakan dan diperindah untuk keperluan tari
Ø  Tari tercipta karena berbagai asal stimulus (penglihatan, pendengaran, perasaan) yang tercurahkan dalam bentuk tari dengan konsep:
a.       Peniruan terhadap perilaku alam, manusia, dan binatang
b.      Perwujudan tokoh cerita
c.       Mengacu lagu atau guru lagu
Ø  Komposisi/perpaduan ruang, waktu, dan tenaga yang dikelola pencipta dalam berkarya tari akan menumbuhkan tata tari yang unik. Nilai sebagai acuan baik-buruk bagi sebuah masyarakat akan mewarnai produknya termasuk tari. Dengan demikian, tidak mungkin menilai keindahan sebuah tari dengan konsep keindahan daerah lain.

B.     Teknik Berkarya Tari Kreasi
Ø  Teknik dan proses tari tradisional bermacam-macam. Setiap daerah memiliki keteknikan tari yang berbeda-beda. Bisa jadi, teknik dan proses gerak sama tetapi beristilah berbeda, tetapi mungkin ada yang sama dalam teknik dan prosesnya. Teknik dasar gerak ini terdiri dari gerak kepala, gerak badan, gerak tangan, dan gerak kaki.
1.      Teknik Gerak Kepala
a.       Gedeg (Jawa) atau Godeg (Sunda)
Gerak kepala menunduk, lalu gerakan membuat angka 8 dengan dahi.
b.      Gilek (Sunda)
Menggerakan dagu dengan arah seperti membuat angka 8.
2.      Teknik Gerak Badan
Ngelier (Topeng Cirebon Gaya Losari) à  Gerak badan berputar 180 derajat.
3.      Teknik Gerak Tangan
a.       Lontang kembar (Sunda)
Kedua telapak tangan membuka ke depan.
b.      Tumpang tuli (Sunda)
Pergelangan dan tangan silang dengan jari-jari menghadap ke bawah.
4.      Teknik Gerak Kaki
a.       Adeg-adeg (Sunda) / Tanjak (Jawa)
Kedua kaki membuka ke depan, berat badan berada di kaki kiri.
b.      Engke gigir (Sunda)
Kaki kanan diangkat ke atas setinggi betis, tumpuan badan di kaki kiri.
c.       Tanjan kanan-kiri tari putri (Jawa)
Pose awal untuk melakukan gerak selanjutnya.

C.    Prosedur Merangkai Gerak Tari Kreasi
a.      Eksplorasi
Pengalaman melakukan penjajakan gerak, untuk menghasilkan teknik gerak. Pada kegiatan ini kamu dipersilahkan untuk berimajinasi dan melakukan penafsiran gerak terhadap apa yang telah dilihat dan didengar. Kamu dapat bebas bergerak mengikuti kata hati, mengikuti imajinasi/daya hayal, dan menafsirkannya ke dalam bentuk gerak.
b.      Improvisasi
Pengalaman secara spontanitas mencoba atau mencari kemungkinan teknik gerak yang
telah diperoleh pada waktu eksplorasi. Dari setiap teknik gerak yang dihasilkan pada waktu eksplorasi/pencarian gerak, selanjutnya dikembangkan dari aspek tenaga, ruang, dan waktu sehingga menghasilkan teknik gerak yang sangat banyak.
c.       Evaluasi
Pengalaman untuk menilai dan menyeleksi teknik gerak yang telah dihasilkan pada tahap improvisasi. Dalam kegiatan ini kalian mulai menyeleksi dengan cara membuat teknik gerak yang tidak sesuai dan memilih teknik gerak yang sesuai dengan gagasannya. Hasil inilah yang akan digarap oleh kalian pada tahap komposisi tari.
d.      Komposisi
Tujuan akhir mencari gerak untuk selanjutnya membentuk tari dari gerak yang kamu temukan.



Senin, 22 Juli 2019

Tata Teknik Pentas

  • Tata Teknik Pentas
Tata teknik pentas Adalah cara bagaimana membuat menyusun pentas atau tempat pertunjukan / cara menata panggung atau tempat pertunjukan.
Jadi tata teknik pentas adalah cara menata panggung untuk sebuah pertunjukan. Seorang yang melakukan tata teknik pentas atau penataan sebuah panggung disebut sebagai seorang kreator. Sebelum melakukan sebuah penataan alangkah lebih tepatnya bila seorang kreator mempunyai konsep untuk melandasi penataan yang akan dilakukan pada sebuah pertunjukan,dimana konsep merupakan sebuah kompas yang mampu memberikan suatu petunjuk dan gambaran bagi seorang penata panggung. Dalam pembahasan lebih jauh, konsep tata pentas dalam pertunjukan tari akan terkait dengan masalah konsep tata panggung, tata lampu, dan tata artistik pertunjukan atau dekorasi panggung.
·         Jenis-jenis Panggung
Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi antara kerja penulis lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan penonton. Jenis panggung yang sering digunakan adalah, panggung proscenium, panggung arena dan  panggung thrust, Dengan memahami bentuk dari masingmasing panggung inilah, penata panggung dapat merancangkan karyanya berdasar lakon yang akan disajikan dengan baik.
1.      Proscenium
Panggung proscenium bisa juga disebut sebagai panggung bingkai karena penonton menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkung proscenium  Kalau Di Banjarmasin kal-sel bisa kita lihat pada BALAIRUNG SARI Taman Budaya KAL-SEL. Proscenim, jenis panggung ini dapat disebut sebagai panggung bingkai karena penonton menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkungan proscenium. Dalam panggung ini terdapat drop/silokrama dan wing yang terbuat dari kain hitam , serta balkon (posisi penonton di atas samping)
2.      Arena
Panggung arena adalah panggung yang penontonnya melingkar atau duduk mengelilingi panggung, Penonton sangat dekat  sekali dengan pemain. Agar semua pemain dapat terlihat dari setiap sisi maka penggunaan set dekor berupa bangunan tertutup vertikal tidak diperbolehkan karena dapat menghalangi pandangan penonton. Panggung arena biasanya dibuat secara terbuka (tanpa atap) dan tertutup.
·         Bentuk segi empat , jenis panggung yang perletakan panggung perunjukan berada di salah satu sisi yang lain. Kondisi ini menyebabkan penonton yang berada di arena samping akan merasa kesulitan menikmati pertunjukan kesenian.
·         Bentuk kipas (melingkar), jenis panggung yang menjadikan ruang penonton melingkari panggung pertunjukan.
·         Bentuk tapak kuda, jenis panggung ini akan memantulkan gelombang bunyi secara memusat disisi tengah ruangan, karena permukaaan dinding yang berbentuk cekung.
·         Bentuk tak beraturan,jenis panggung ini tercipta untuk memenuhi aspek kenyaman visual,pencahayaan dan akustik.dinding ruangan dibuat tak beraturan agar dapat menyerap bunyi ataupun memantulkan gelombang bunyi yang dibutuhkan dengan baik.
·         Auditorium, jenis panggung ini berada di tengah,dengan auditorium terletak mengelilingi panggung pertunjukan. Dengan begitu kemampuan arah hadap pementas, maka ia akan menghadap ke penonton.
·         Auditorium transverse stage, jenis panggung ini memiliki bentuk yang sangat sederhana dengan meletakan panggung pertunjukan dan tempat duduk penonton saling berhadapan.
·         Panggung terbuka, jenis panggung ini memiliki ruang utama dan ruang penonton terletak saling berhadapan. Terkadang ruang utama juga dikelilingi ruang penonton.
·         Ruang arena/panggung arena, jenis panggung ini berupa teater melingkar yang dikembangkan dari bentuk amphitheatre klasik berupa bentuk radial. Ruang penonton berada di sekeliling ruang utama.
Panggung Arena terbagi 2 yaitu Full Arena Dan Semi Arena.
1.      Full Arena : Bentuk Segi Empat, Bentuk Melingkar panggung perunjukkan berada di salah satu sisi dan ruang penonton berada disisi yang lain. Kondisi ini menyebabkan penonton yang berada di arena samping akan merasa kesulitan menikmati pertunjukkan kesenian.
2.      Semi Arena :
a.       Later U
b.      Tapal Kuda
c.       Leter L
3.      Thrust
Panggung thrust seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga bagian depannya menjorok ke arah penonton. Pada bagian depan yang menjorok ini penonton dapat duduk di sisi kanan dan kiri panggung, Panggung thrust nampak seperti gabungan antara panggung arena dan proscenium.
Bagian-bagian Panggung
Panggung teater, Bagian yang paling kompleks dan memiliki fungsi artistik pendukung pertunjukan adalah bagian panggung. Masing-masing memiliki fungsinya sendiri. Seorang penata panggung harus mengenal bagian-bagian panggung secara mendetil. Yaitu :
a.       Border. Pembatas yang terbuat dari kain. Dapat dinaikkan dan diturunkan. Fungsinya untuk memberikan batasan area permaianan yang digunakan.
a.       Backdrop. Layar paling belakang. Kain yang dapat digulung atau diturun-naikkan dan membentuk latar belakang panggung.
b.      Batten. Disebut juga kakuan. Perlengkapan panggung yang dapat digunakan untuk meletakkan atau menggantung benda dan dapat dipindahkan secara fleksibel.
c.       Penutup/flies. Bagian atas rumah panggung yang dapat digunakan untuk menggantung set dekor serta menangani peralatan tata cahaya.
d.      Rumah panggung (stage house). Seluruh ruang panggung yang meliputi latar dan area untuk tampil
e.       Catwalk (jalan sempit). Permukaan, papan atau jembatan yang dibuat di atas panggung yang dapat menghubungkan sisi satu ke sisi lain sehingga memudahkan pekerja dalam memasang dan menata peralatan.
f.       Tirai besi. Satu tirai khsusus yang dibuat dari logam untuk memisahkan bagian panggung dan kursi penonton. Digunakan bila terjadi kebakaran di atas panggung. Tirai ini diturunkan sehingga api tidak menjalar keluar dan penonton bisa segera dievakuasi.
g.      Latar panggung atas. Bagian latar paling belakang yang biasanya digunakan untuk memperluas area pementasan dengan meletakkan gambar perspektif.
h.      Sayap (side wing). Bagian kanan dan kiri panggung yang tersembunyi dari penonton, biasanya digunakan para aktor menunggu giliran sesaat sebelum tampil.
i.        Layar panggung. Tirai kain yang memisahkan panggung dan ruang penonton. Digunakan (dibuka) untuk menandai dimulainya pertunjukan. Ditutup untuk mengakhiri pertunjukan.
j.        Trap jungkit. Area permainan atau panggung yang biasanya bisa dibuka dan ditutup untuk keluar-masuk pemain dari bawah panggung.
k.      Tangga. Digunakan untuk naik ke bagian atas panggung secara cepat. Tangga lain, biasanya diletakkan di belakang atau samping panggung sebelah luar.
l.        Apron. Daerah yang terletak di depan layar atau persis di depan bingkai proscenium.
m.    Bawah panggung. Digunakan untuk menyimpan peralatan set. Terkadang di bagian bawah ini juga terdapat kamar ganti pemain.
n.      Panggung. Tempat pertunjukan dilangsungkan.
o.      Orchestra Pit. Tempat para musisi orkestra bermain. Dalam beberapa panggung proscenium, orchestra pit tidak disediakan.
p.      FOH (Front Of House) Bar. Baris lampu yang dipasang di atas penonton. Digunakan untuk lampu spot.
q.      Langit-langit akustik. Terbuat dari bahan yang dapat memproyeksikan suara dan tidak menghasilkan gema.
r.        Ruang pengendali. Ruang untuk mengendalikan cahaya dan suara (sound system).
s.       Bar. Tempat menjual makan dan minum untuk penonton selama menunggu pertunjukan dimulai.
t.        Foyer. Ruang tunggu penonton sebelum pertunjukan dimulai atau saat istirahat.
u.      Tangga. Digunakan untuk naik dan turun dari ruang lantai satu ke ruang lantai lain.
v.      Auditorium (house). Ruang tempat duduk penonton di panggung proscenium. Istilah auditorium sering juga digunakan sebagai pengganti panggung proscenium itu sendiri.
w.    Ruang ganti pemain. Ruang ini bisa juga terletak di bagian bawah belakang panggung.



·         Jenis – Jenis Lampu (Lighting)
A.    Strip Light
1.      Open System
2.      Deretan lampu yang berada dalam kotak panjang tanpa sekat, jenis ini dipasang pada Apron, untuk lampu kaki (Foot Light)). Di samping berfungsi sebagai penerangan umum juga dapat untuk menetralkan sinar dari atas.
3.      Compartment System
4.      Deretan lampu dalam kotak panjang yang bersekat. Di dalam kesatuannya, deret lampu ini dapat dibagi menjadi beberapa kelompok warna. Lampu ini dipasang di daerah Border sebagai Border Light.
B.     Spot Light
Sumber sinar berkekuatan besar, sinar yang dipantulkan oleh reflector dibiaskan oleh lensa dan biasannya sesuai dengan jenis lensanya. Ada berbagai macam lampu khusus atau Spot Light
1.      Fresnell Spot light
Fresnell adalah lampu spot yang menggunakan reflector spherical dan lensa patent fresnell yang memiliki cahaya menyatu tidak tajam (lembut).
2.      Plano Convex Spot Light
Lampu spot ini menggunakan reflector ellipsoidal dan lensa plano-konvex yang memiliki cahaya menyatu tajam. Lampu lensa dengan berbagai ukuran 5-8  dengan kekuatan antara 250 watt sampai 3000 watt.
3.      Ellipsoidal Spot Light
Lampu lensa berukuran 3- 12 dengan kekuatan antara 250 watt sampai 3000 watt.
4.      Follow spot light
Follow spot adalah lampu yang memiliki intensitas atau berkekuatan besar dan voltase/tegangan tinggi. Sinar dapat dipergunakan untuk mengikuti pemain berpindah atau bergerak untuk berganti posisi. Intensitas lampu follow minimal 1000 watt dan maximal 2500 watt.
5.      Flood Light
Flood  light adalah lampu yang mempunyai kekuatan yang besar tanpa lensa. Apa yang ditaruh di bawah dipancangkan pada suatu standar untuk menerangi jalan-jalan keluar masuk, drop, cyclorama, dan sebagainya. Ada yang digantungkan untuk menerangi daerah permainan, sebuah backdrop, sebuah cyclorama.

·         Tata Cahaya
Pencahayaan yang memiliki Artificial (Buatan) melalui lampu dan muatan listrik yang diperdunakan untuk keperluan penerangan panggung atau untuk tujuan tujuan khusus guna untuk membantu suatu penampilan dalam kebutuhan pertunjukan.
Tata Cahaya dibagi dua :
a.       Tata Cahaya Lampu Umum (General Illumination)
Contoh : Cahaya Lampu Sehari – Hari.
b.      Tata Cahaya Khusus (Spesific Illumination)
Contoh : Cahaya yang disalurkan melalui lensa (Lampu-lampu pertunjukan)
- Tugas dan Tanggung jawab penata Cahaya
a.       Menafsirkan scenario bersama sutradara
b.      Menggali stimulus gagasan Kreatifitasnya melalui tahapan tahapan awal yang disebut Working with the teks.
c.       Membuat catatan penting tentang scenario.
d.      Bekerjasama dengan Tim produksi dan para penata lainnya.
e.       Memahami dan menguasai tata cahaya (Lighting equitment) atau menguasai cara pengendalian lampu sangat perlu. Maka tidak saja diperlukan pengetahuan juga pengalaman.
- Sarana Pengendali Lampu
a.       Intensitas : Kekuatan Cahaya (Tebal atau Tipisnya cahaya)
b.      Warna : Yaitu Berkaitan dengan Suasana.
c.       Distribusi : Pencahayaan (Pemberian Pencahayaan)
d.      Gerakan : Perpindahan Ruang.
- Prosedure Tata Cahaya
a.       Planning : Rancangan.
b.      Design : Rancangan.
c.       Bump in : Konsep.
d.      Rigging : Tempat Lalu lalang Penonton.
e.       Paching : Cara penataan Dari Alat alat.
f.       Plooting Gerakan Pencahayaan (Gambar)
g.      Focusing : Pemokusan (Yang Biasanya pada lampu tertentu)
h.      Performing : Permainan cahaya (Memberikan Cahaya)
i.        Bump Out :  Konsep keluar
- Macam-macam lampu :
a.       Scoop adalah lampu flood yang menggunakan reflektor elipssoial dan dapat digunakan
b.      Profile adalah termasuk lampu spot yang menggunakan lensa plano convet sehingga lingkaran cahaya
c.       Lampu efek adalah lampu yang menghadirkan cahaya khusus untuk kepentingan tertentu
d.      Barndorn adalah sebuah alat yang memiliki strip atau penutup yang dapat diatur atau disesuaikan
e.       Gobo adalah plat metal yang dicetak membentuk pola motif tertentu m
f.       Filter

·         Tata Dekorasi
Dekorasi adalah tata ruang atau menghias ruangan agar kelihatan indah. Fungsi dekorasi memperjelas tempat dalam suatu pertunjukan tari. Dekorasi di samping mengandung unsur keindahan juga mengandung unsur kewajaran, maka sudah barang tentu setiap pengaturan dekorasi haruslah dengan perhitungan dan pengamatan yang cermat. Perlu diperhatikan struktur setting  dan jenis perlengkapan dekorasi yang akan dipasang.
Pada dasarnya ada 2 penggolongan perlengkapan dekorasi yaitu : Dekor alam terbuka : batu-batuan, pepohonan, dsb Dekor alam tertutup : meja, kursi, almari, dsb. Dari kedua jenis ini pengunaannya masih tergantung setting.
Tata dekorasi panggung tari lebih difokuskan pada masalah penataan desain panggung agar terlihat lebih menarik dan lebih hidup. Tata dekorasi panggung harus dibuat dan disesuaikan dengan konsep pertunjukan tari yang ditampilkan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam komposisi dekorasi adalah :
a.       Kewajaran artinya tata dekorasi diselaraskan dengan sumber ide konsepnya.
b.      Keserasian artinya tata dekorasi memperhitungkan kondisi pentasnya
c.       Keseimbangan artinya tata dekorasi memiliki keseimbangan antara kuantitas dan kualitas sehingga  tidak menimbulkan gangguan psikologi penonton.
d.      Identitas artinya tata dekorasi menjadi penuntun untuk menebak ide yang dipaparkan














Sumber: